Dia seorang perempuan, muda, dan
begitu cerdas. Terlihat jelas dari perangainya. Tampilannya sederhana, tidak
menunjukkan bahwa dia adalah seorang dokter muda di
Pulau Dewata sana. Sepanjang ia datang, senyum gigi kawatnya itu yang selalu
mengembang ramah. Seperti sudah berkali-kali bertemu kemudian ngobrol santai
bersama keluarga kami. Sesekali guyonan memecah tawa suasana sore itu. Ia
banyak sekali bercerita tentang perjalanan hidupnya yang berpindah-pindah kota,
tentang kuliahnya, pun tentang keluarganya. Jika boleh dibandingkan, keluarga
kami dengan keluarganya seperti langit dan bumi. Betapa bapak dan ibuk
berkali-kali menghela napas tak percaya, anak laki-laki satunya begitu
“beruntung” dipertemukan dengan sosok wanita seperti itu, sekaligus tak percaya.
Apa yang ia lihat dari sosok Mas ? Saya rasa Mas saya pakai sihir ini untuk
memincut perempuan itu. Ahaha.. saya tak habis pikir sama sekali. Mungkin
inilah hadiah untuk Mas saya setelah berkali-kali disakiti oleh perempuannya
yang dulu.
Kembali ke tokoh awal, si
perempuan. Kalau dilihat sekilas, ia begitu mirip dengan Mbak saya. Kulit
putih, pipi tembem, hidung yang nggak mancung tapi juga nggak pesek, bibir yang
tipis, kecuali matanya yang agak sedikit belo. Tidak cantik, tidak jelek, tapi
enak dipandang. Keluarga besar saya terlihat begitu antusias menyambut
kedatangannya yang tiba-tiba. Ia diperkenalkan sebagai perempuan yang akan
menemani hidup Mas saya selanjutnya, selamanya (amin). Namanya Zata.
loh, masmu uda mau nikah ya? wii finally!! Congrats yaaa :)
ReplyDeleteyap. makasi, doanya ya indi :p
ReplyDelete