Lihatlah! di dalam awan mendung itu rumah saya berada! :( 
Akhir-akhir ini saya memang cengeng....

Akhir-akhir ini saya memang cengeng, saya akui. Tak ada semangat, apalagi penyemangat. PULANG. Yap, inilah pilihan tepat. Melihat senyum itu, senyum yang sungguh saya rindukan, senyum ibuk saya. Aahh... kini tak seperti dulu lagi. Nasi telah menjadi bubur, begitu kira-kira. Rumah ini? Masih tetap sama, ornamen bambu dimana-mana, masih tetap electric blue dengan karpethijaunya. Tapi, kali ini saya muak mengakui ini rumah saya. Rumah saya tak sesepi ini. Rumah saya tak sekotor ini. Rumah saya tak sebeku ini. Rumah saya tak sepengap ini. Home sweet home? NO MORE! Hiks *tahan air mata*
Membuka kamar. Baaah... kamar gadis macam apa ini. Barang berantakan dimana-mana. Kemanakah orang yang selalu merapikan ini semua? Yang selalu melipat kembali selimut tebal saya yang padahal sudah saya lipat? Yang selalu mengganti bunga sedap malam di pojokan ruang tamu ? Yang ? Ah.. saya tidak bisa menyebutnya satu persatu. Pun menjawab. Saya tidak bisa berbuat banyak. Malah sepertinya tak berbuat apa-apa [plaaakk!]. Saya hanya menyediakan telinga saya untuk mendengar. Hati saya yang ikut tercerai berai, dan ya, air mata ini, air mata yang saat menulis inipun, tidak bisa saya tahan. Saya ulangi, saya memang cengeng. Biarlah.





Leave a Reply