Kalo diumpamain, bulan november itu kayak mottonya FSUM ini nih... :)


Banyak cerita, banyak rasa
Seneng, ketawa, sedih, menangis, loro pikir, loro awak, ragu, bingung, sepi,  semuanya, kerasa banget di bulan ini. Ah, tapi itu udah jadi bagian dari masa lalu, absurd! :D
Selamat tinggal angin novembeeerrr... selamat tinggal mendung, gerimis, ujan  apa desember malah lebih parah ya cuacanya ? :D
Selamat datang desembeeerr.... semoga menjadi insan yang lebih baik lagi, istiqomah nglakuin itu, yang baik akan datang kepada manusia yang baik, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain (Adrian:5cm), nggak ngulur2 waktu lagi, kerjakan apa yang bisa dikerjakan saat ini !!! :)

diambil dari lantai 2 rumahku
-homesick-
Oiya, satu lagi, semoga diberi kelancaran dalam uas, dan tetep terus berdoa dan ikhtiar! Semangaaaaatttt!!!










Sore yang kelabu. Tak seperti sore-sore bulan lalu.
Bahkan pertanyaan itu, seperti menyadarkanku. Hidup tak selamanya harus begini.
Membuka hati :)

Sore yang kelabu. Tak seperti sore-sore bulan lalu.
Aku hanya takut, kejadian dua tahun silam itu kembali terulang. Mengubahku menjadi manusia cengeng, manusia yang bahkan tak layak lagi disebut manusia. Kadang seganas harimau, terkadang juga selelet siput. Hidup segan mati tak mau. Rasanya bunga penuh warna di halaman sekolah itu, enggan bahkan tak sudi bermekaran lagi. Sesak.

Sore yang kelabu. Tak seperti sore-sore bulan lalu.
Manusia tak selalu bisa dilihat secara singkat. Yang luarnya "begini", belum tentu juga dalamnya "begini". Kalau boleh membanggakan diri sedikit, manusia seperti cangkang mutiara. Akan indah jika berhasil membukanya. Tentunya kesabaran disini juga harus diuji. Apakah kau akan tetap teguh membukanya, atau kau putus asa diseparuh jalan dan membiarkannya dibuka oleh orang lain? Kau belum mencobanya. Tapi sekali mencoba, rupa-rupanya, kau mau balik kucing setelah saparuh perjalanan? Benarkah ? Ah, ku doakan dari sini untukmu, untuk tetap kuat, tetap terus menyelam :)

Sore yang kelabu. Tak seperti sore-sore bulan lalu.
Begitu pula hitam. Hitam tak selamanya harus hitam. Kau harus bisa mengubah hitam itu jadi berwarna. Bagaimana caranya? Itu terserah kau. Yang jelas, hanya perlu kesederhanaan. Bukankah hitam itu sederhana? Bukankah cinta itu sederhana? Layaknya Indomie jadi omelet, awan menjadi hujan ?

Sore yang kelabu. Tak seperti sore-sore bulan lalu.
Ajari aku bagaimana menari di dalam hujan, ajari aku bagaimana tertawa saat tertusuk jarum, ajari aku bagaimana melayang bebas meski terkubur dalam tanah. Cinta memang selalu menuntut kebahagiaan yang sederhana.

*untukmu yang merasa :)


Untukmu, yang kuhapal caramu berjalan
Untukmu, yang selalu menegejekku penuh tawa kemenangan
Untukmu, yang selalu bilang aku sombong
Untukmu, yang meminjamkan jasmu untuk kupakai
Untukmu, yang tak pernah mengajakku malam mingguan
Untukmu, yang menungguku di seberang masjid 


*Tulisan bodoh ini kutujukan padamu yang 547 hari terkahir ini tak pernah kurtemui*
#karenakangenitumenygsarakan





Darwis Tere Liye
Oh dear, jika dua orang memang benar-benar saling menyukai satu sama lain. Itu bukan berarti mereka harus bersama saat ini juga. Tunggulah di waktu yang tepat, saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi hadiah yang hebat untuk orang-orang yg bersabar.

Sementara kalau waktunya belum tiba, sibukkanlah diri utk terus menjadi lebih baik, bukan dengan melanggar banyak larangan, nilai-nila agama. Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa suka itu semakin besar, atau semakin memudar ?

 | Dan kamu dulu? Dan kamu sekarang ? Kata terakhir itu mungkin yang pantas. |