apa adanya

Saya bukan benar-benar saya, ketika di depanmu, pun ketika saya corat-coret tak penting di sini. Menuliskan apapun yang terlintas, dengan transparansi yang saya tahan sendiri. Bukankah seharusnya tidak? Sengaja memang, karena manusia adalah rahasia. Tidak perlu mengumbar. Tentu. Sebentar, jangan pernah katakan saya pembohong dengan kelakuan saya ini. Saya cuma, entahlah, saya juga tidak mengerti kenapa saya jadi seperti ini. Bosan. Kemudian masa depan tak semenarik dulu. Mmm.. gimana ya saya akan bercerita? Mungkin begini, hati saya sudah kotor dan rentan penyakit. Penuh dengan sesuatu yang benar-benar bisa memecah otak saya. Sesuatu yang sebenarnya tidak nyaman namun tetap dipertahankan. Sesuatu yang seharusnya diceritakan namun sangsi untuk dibagi. Begitulah saya. Hal yang sebenarnya sangat tidak saya suka. Selalu, selalu  menjadi bukan saya. Ah.. saya................... -_-"
Jadi saya membaca ulang tulisan ini, dan saya bingung sendiri. Intinya? Pokok pikirannya ? Nggak ada. Saya semakin gedhe kok ya semakin rumit ya. Saya rindu berpikir sederhana. Bagaimana? Hahha.. sudahlah, berada dalam kamar sendirian pas hujan memang selalu membuat saya begini. Tidurlah, ajak saya kedalam mimpimu yang menyenangkan itu ya ? Janji? :) karena saya jarang mimpi indah
Mungkin besok saya perlu membeli es krim. Ya, es krim selalu bisa menenangkan saya. Titik.



Leave a Reply