Penakut. Mungkin itulah kata yang lebih tepat untuk jiwa saya saat ini.


Sore itu (16), hujan perdana turun dengan lebatnya. Si Zaki' akhirnya terjebak hujan di kosan. Nggak bisa ngapa-ngapain, selain menunggunya reda. Nah, disela2 itu, obrolan kecil dan ringan terjadi. Sampailah pada obrolan mengenai "ORGANISASI"

#flashback
Penakut. Mungkin itulah kata yang lebih tepat untuk jiwa saya saat ini.

Dulu, waktu SMA, bisa dibilang saya salah satu siswi aktif di organisasi asrama (yah.. emang ga segede org.sekolah sih). OSIA/OSIMA (saya lebih suka menyebutnya OSIA :D). Organisasi Siswa Intra Asrama. Semacam OSIS kalo disekolah. Bergerak dibawah pengurus2 inti asrama. Mengurusi semua seluk beluk asrama, dari hal yang terkecil hingga yang terpenting sekalipun. Tidak ada yang spesial memang, OSIA sama seperti oraganisasi2 pada umumnya. Kebersamaan, berbicara, mendengarkan, bahkan cinta sekalipun.

Dulu ketika kelas 10 Semester 2, saya telah menjadi CO (coordinator) salah satu divisi. CO termuda pada waktu itu dan menjabat paling lama, sekitar 1,5 tahun. Rapat koordinasi sampai tengah malam, dicariin banyak orang, lupa makan, lupa belajar padahal besok ulang *eh, jarang tidur, wira-wiri kesana kemari, dimarahin, itu sudah menjadi hal yang sangat biasa. Sampai ketika semuanya telah menjadi lebih rumit, air matalah yang mewakili (saya emang cengeng :D). Atau yang lebih parah lagi, badan ngedrop ga karuan, dan harus off sekolah dulu selama berhari-hari. Pulang. Tapi hal-hal seperti itulah yang menggembleng saya. Toh, buktinya, nilai akademik saya baik-baik saja. Predikat juara kelas masih bisa saya sandang. Dan menjadi jalan bagaimana saya saat ini.

Penakut. Mungkin itulah kata yang lebih tepat untuk jiwa saya saat ini.

Saya sangat SADAR dan MENGERTI bahwa keorganisasian itu sangat penting untuk kehidupan selanjutnya di masyarakat. Mau apa tidak, kita harus selalu berurusan dengan orang lain. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial kan? Hal-hal seperti inilah yang nggak akan pernah didapet di bangku formal suatu pendidikan. Kecerdasan sosial bisa diasah dengan mengikuti organisasi. Dari situ kita belajar sebuah kehidupan yang lebih nyata. Real Life.

Penakut. Mungkin itulah kata yang lebih tepat untuk jiwa saya saat ini.

Entah karena apa dan bagaimana, sampai detik ini pun, saya tak tercatat sebagai anggota salah satu UKM dari puluhan UKM yang ada di kampus. Keraguan. Dan masih banyak pikir. Bukankah ini sebuah penurunan kecerdasan sosial? Yah... saya SADAR SEKALI. Takut keteteran ngatur waktu antara ngampus dan organisasi. Alasan klise. Bahkan mungkin yang lebih ekstrim lagi, hati terdalam saya, menolak dengan keras dan tak akan pernah terima kalau saya kepergok tengah berada diantara kumpulan itu. Yah... sudah jadi rahasia umum, pergaulan organisasi kuliah jelas lebih "ternganga" ketimbang organisasi SMA saya dulu yang notabenenya sekolah berbasis Islam. Atau mungkin, karena saya mahasiswi desain yang dituntut lebih banyak waktu dalam menyelesaikan semua permasalahan yang ada? Ini mah bukan alasan. Banyak teman-teman lain yang bisa melakukannya. Yah.. meskipun pada akhirnya dari segi akademik, keteteran juga. Dan saya kira ini tergantung individu masing-masing.

Dari percakapan sore itu, jadilah saya berpikir-pikir kembali. Apakah saya tetap pada kemunduran seperti ini. Diam. Aman. Tak mengambil langkah apa-apa. Dan saya semakin bingung. Parah! -_________-


Ya! Penakut. Mungkin itulah kata yang lebih tepat untuk jiwa saya saat ini.

Beberapa dokumentasi acara. Sebenarnya masih banyak sih... karena OSIA memang rajin mengadakan acara-acara seru. Kayaknya setiap minggu ada gitu. Tapi file-file jadul memang telah saya pindahkan di komputer rumah. Nemunya ya ini.... :)
Jaman dulu masih belum pake DSLR-DSLRan, jadinya fotonya ya kayak gini deh... ngeblur dan noise dimana-mana -_-




















Leave a Reply